Bacalah rangkuman materi di bawah ini untuk dapat mengerjakan SOAL UJIAN !
SISTEM KEARSIPAN
Salah satu cara menanggulangi jumlah arsip yang makin bertambah, yaitu
dengan menerapkan sistem kearsipan yang tepat, mudah dan senantiasa mengadakan
penyusutan secara berkala. Menentukan sistem kearsipan hendaknya sesuai dengan
jumlah arsip yang ada, kondisi kantor dan sejauh mana perkembangan kantor yang
bersangkutan pada masa mendatang.
A. Sistem
Pengelolaan dan Penyimpanan Arsip
Pada dasarnya kearsipan atau filing adalah kegiatan penyusunan dokumen,
warkat dan arsip pada tempat yang telah ditentukan, sehingga bila diperlukan
dapat ditemukan dengan cepat. Sistem kearsipan yang sesuaI dengan teori ilmu
kearsipan terdiri atas lima macam.
a. Kearsipan
Sistem Abjad (Alphabetic Filing System)
b. Kearsipan
Sistem Tanggal (Chronological Filing System)
c. Kearsipan
Sistem Nomor (Numeric Filing System)
d. Kearsipan
Sistem Subyek (Subject Filing System)
e. Kearsipan
Sistem Wilayah (Geographic Filing System)
1. Sistem
abjad (Alphabetic Filing System)
Filing sistem abjad ialah suatu sistem penyimpanan dan pencarian kembali
warkat-warkat berdasarkan abjad. Sistem ini merupakan sistem kearsipan yang
banyak sekali dipergunakan di kantor-kantor pemerintah ataupun swasta. Dalam
penyusunannya setiap map (folder) menunjukkan nama korespondennya serta disusun
berdasarkan abjad sesuai dengan warkat yang ada. Abjad yang pertama dan unit
yang paling pertama merupakan abjad yang dijadikan dasar dalam sistem ini.
Berikut ini akan diuraikan dan diperagakan sistem kearsipan abjad
beserta menggunakan perlengkapan yang diperlukan.
a. Menggunakan
peraturan mengindeks
Hotel Braga : Braga, Hotel
Hanry Tailor : Tailor, Hanry
Universitas Indonesia : Indonesia, Universitas
Bank Central Asia : Central, Asia, Bank
b. Menyusun
daftar klasifikasi
Keterangan:
Pada Kode B terdapat dua kode kedua yang
sama, yaitu Ba dan Br atau B-1 dan B-2. Untuk caption yang berkelompok harus
dibuatkan judul sebagai main caption (bagian utama) dan diambil satu kata
pertama dari caption teratas (BALY).
c. Menyiapkan
jenis perlengkapan
Sebagai langkah berikutnya adalah menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan yaitu sebagai berikut:
1) Filing
cabinet
Tempat penyimpanan surat memerlukan laci
secukupnya. Hal ini dimaksudkan untuk menyimpan seberapa banyak surat atau
arsip yang akan disimpan. Pada pokoknya filing cabinet (lemari arsip)
dipergunakan sesuati dengan kebutuhan.
2) Guide
Tiap laci mempunyai guide. Banyaknya
guide dapat ditetapkan dari semula, yaitu sebanyak pembagian utama pada kolom
daftar indeks di atas 4 maka dalam pelaksanaan sistem abjad ini harus
disediakan 4 buah pula (B, C, I dan T). Jadi guide yang pertama B maka di
belakang guide B diletakkan map-map Ba, Bb . . . . Bz. Demikian pula untuk
urutan abjad berikutnya.
3) Map
(folder)
Map (folder) ditempatkan di belakang
guide. Jumlah map yang terdapat di belakang tiap guide ditentukan sebanyak
pembagian pembantu pada daftar indeks. Apabila melihat daftar indeks, pembagian
utamanya B, sedangkan bagian pembantunya ada 2 maka perlu disediakan map.
4) Rak
penyortir
Rak penyortir diperlukan untuk menyortir
surat-surat yang nantinya akan
ditempatkan dalam map masing-masing.
5) Kartu
indeks
Kartu indeks memegang peranan penting
dalam penemuan kembali surat-surat. Kartu inilah yang diperlukan untuk penemuan
kembali surat-surat diinginkan.
Kartu indeks di atas disimpan pada
laci-laci kartu indeks “B”, seperti contoh.
Perhatikan susunan folder dalam laci filing cabinet berikut ini!
d. Menyimpan
dan menemukan kembali arsip
Warkat yang memiliki nilai guna informasi bagi suatu organisasi disimpan
oleh bagian kearsipan untuk dipergunakan bila diperlukan. Langkah-langkah yang
harus ditempuh untuk penyimpan arsip adalah sebagai berikut:
1) Penampungan
dokumen oleh bagian kearsipan
2) Penelitian
atau klasifikasi dokumen
3) Penetapan
indeks abjad
4) Penetapan
kode abjad
5) Menyortir dokumen sesuai dengan kode untuk diproses
6) Penyimpanan
7) Penataan
berkas
8) Perawatan,
hingga pemusnahan
Prosedur penemuan kembali warkat dari
tempat penyimpanan adalah berikut:
1) Penelitian
kode warkat
2) Penetapan
tempat penyimpanan
3) Pencarian
warkat di tempat penyimpanan
4) Pengambilan
warkat yang dicari
5) Penggantian
warkat yang diambil dengan bon pinjam
6) Penyerahan
warkat atau arsip kepada yang memerlukan
2. Sistem
tanggal (Chronological Filing System)
Sistem tanggal yaitu, suatu sistem kearsipan dengan menyimpan arsip
surat ataupun dokumen lainnya berdasarkan hari, tanggal, bulan atau tahun. Yang
dijadikan kode surat adalah tanggal pembuatan surat atau tanggal penerimaan
surat. Dalam pelaksanaannya, sering dipadukan dengan salah satu sistem
kearsipan lainnya.
Pelaksanaan sistem tanggal umumnya
dilakukan oleh kantor yang lingkup kegiatannya msih kecil, sebab kegiatan
surat-menyurat dalam kantor tersebut belum begitu banyak. Untuk melaksanakan
sistem tanggal yang baik dan benar, hendaknya mengetahui prosedur yang tepat,
yakni:
a. Merancang
daftar klasifikasi
Sebelum surat atau dokumen disimpan di dalam filing, terlebih dahulu
diadakan pengklasifikasian. Klasifikasi merupakan sarana dan kegiatan untuk
menggolong-golongkan surat-surat atau dokumen atas dasar perbedaan yang ada dan
pengelompokkan atas dasar persamaan yang ada. Prinsip tersebut mengarah kepada
penataan susunan arsip, yaitu mengatur, mengelompokkan dan menyimpan kepada
unit-unit yang lebih kecil. Untuk menghematan tenaga, waktu dan tempat perlu
dilakukan pemberian kode.
b. Menyiapkan
jenis perlengkapan
1) Filing
cabinet
Diperlukan untuk keperluan satu tahun
dengan diberi kode dari tahun yang sedang berjalan,
misalnya untuk 2014.
misalnya untuk 2014.
2) Guide
Jumlah guide (petunjuk) yang diperlukan
sebanyak 12 lembar. Judul dari setiap guide ialah nama
bulan, seperti Januari, Februari, Maret,dst.
bulan, seperti Januari, Februari, Maret,dst.
3) Map
Jumlah folder yang diperlukan sejumlah
hari dalam satu tahun.
4) Kartu
indeks
Setiap surat yang akan disimpan harus
dicatat terlebih dahulu dalam kartu indeks.Seperti kartu
indeks dalam sistem abjad, perihal dan wilayah dalam kartu indeks berisi:
indeks dalam sistem abjad, perihal dan wilayah dalam kartu indeks berisi:
a) Judul
surat d)
Nomor surat
b) Kode
surat e)
Perihal surat
c) Tanggal
surat
5) Rak
kartu indeks
Rak ini untuk menyimpan kartu indeks
surat-surat yang telah disimpan.
c. Menyimpan
dan menemukan kembali arsip
Dalam penyimpanan arsip sistem tanggal
maka surat disimpan berdasarkan kode atau tanggal surat, sebagai contoh berikut
ini:
1) Kode
surat tanggal 20 Januari 2014 disimpan dalam:
a) Laci
yang berkode 2014
b) Di
belakang petunjuk (guide) Januari, dan
c) Di
dalam map nomor 20
Prosedur penemuan kembali arsip meliputi
langkah-langkah berikut:
1) Apabila
permintaan surat sudah disebutkan tanggalnya maka tidak ada kesulitan
karena langsung surat dapat dicari pada:
a) Laci
yang berkode 2014
b) Di
belakang petunjuk (guide) Januari, dan
c) Di
dalam map nomor 20
2) Apabila
peminjam surat tidak menyebutkan tanggal surat karena lupa tanggal surat,
tetapi hanya menyebutkan perihal surat, serta pengirim surat yang bersangkutan
maka langkah pertama petugas kearsipan adalah mencari kartu indeks pada rak
kartu indeks atas anam pengirim surat tersebut. Dengan demikian secara mudah
dapat diketahui tanggal surat yang dimaksud.
3. Kearsipan
Sistem Nomor (Numeric Filing System)
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun dengan menggunakan kode angka/nomor. Adapun sistem nomor yang digunakan
berdasarkan peraturan yang sudah lazim digunakan yakni:
a. Sistem
penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey.
b. Sistem
penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut).
c. Sistem
penyimpanan arsip berdasarkan terminal digit.
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor banyak digunakan di berbagai
kantor atau instansi yang penggunanya menggunakan urutan nomor, cth, KTP, No.
Rek Bank, Nomor Induk Siswa (NIS), dan penggunaan nomor lain semacamnya.
Contoh: a. Sekolah: Nomor Induk Sekolah, b. PLN: Nomor Rekening Listrik, c.
Rumah Sakit: Nomor Identitas Pasien.
Seperti dijelaskan diatas bahwa penyimpanan arsip dengan sistem nomor
menggunakan penyimpanan dengan metode nomor tertentu, berikut akan dijelaskan
metode-metode tersebut:
a. Penyimpanan
arsip berdasarkan nomor Dewey
Filing sistem ini diciptakan oleh Malvile Dewey. Sistem ini disebut juga
sistem desimal dengan menggunakan notasi angka 0-9. Untuk menyusun arsip dengan
sistem nomor kita perlu membuat daftar klasifikasi, daftar klasifikasi ini
adalah daftar yang memuat segala persoalan kegiatan yang ada di dalam
kantor/perusahaan.
Membuat daftar klasifikasi Dewey memerlukan pemikiran yang tajam, karena
setiap tingkat permasalahan hanya dibuat 10 masalah saja. Masalah utama terdiri
dari 10 masalah. Setiap satu masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Setiap
satu sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Oleh karena itu,
pengelompokan nama masalah harus benar-benar teliti, sehingga semua masalah
surat dapat tercakup semua dalam klasifikasi.
Contoh daftar klasifikasi nomor Dewey:
Setelah membuat daftar klasifikasi, hal berikutnya dalam penyimpanan
kearsipan adalah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan. Berikut ini adalah
jenis perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem Dewey:
1) Filing
cabinet
Diperlukan 10 Laci filing cabinet, kode laci ini sebagai penunjuk
masalah utama. Kode laci ini berurutan sebagai berikut:
Laci 1
Kodenya 000, Laci 2 Kodenya 001, sampai
Laci 10 Kodenya 009
2) Guide
Setiap masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Maka apabila ada 10
masalah utama berarti ada 100 sub masalah. Oleh karena itu dibutuhkan pula
guide sebanyak 100 buah. Untuk Kode guidenya sendiri dapat dilihat sebagai
berikut.
Guide 1 Kodenya 000, Guide 2 Kodenya 010, sampai
Guide 10 Kodenya 090
3) Hanging
Folder
Setiap sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Jika ada 100 sub
masalah berarti dibutuhkan 1.000 hanging folder. Hanging folder ini terletak
dibelakang guide. Pada guide 010, terdapat 10 hanging folder yang berkode
sebagai berikut.
Hanging folder 1 Kodenya 010, Hanging folder 2 Kodenya 011,
sampai
Hanging folder 10 Kodenya 019
4) Kartu
indeks
Kartu indeks digunakan untuk
mencatat setiap surat yang disimpan.
5) Rak
sortir
Jumlah rak sortir disesuaikan
dengan kebutuhann.
Setelah peralatannya sudah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah
penyimpanan dengan menggunakan sistem ini, prosedurnya adalah sebagai berikut:
1) Meriksa
berkas, 4) Menyortir
2) Mengindeks, 5) Menempatkan
3) Mengkode
Sedangkan untuk prosedur penemuan kembali menggunakan sistem nomor dewey
ini adalah sebagai berikut: jika kode surat yang akan dicari sudah di ketahui,
maka langsung cari saja pada tempat penyimpanannya.
Contoh: Arman akan mencari surat berkode 245.1. Maka ia akan mencari
pada laci berkode 200, dibelakang guide berkode 240, dalam hanging folder 345,
urutan surat ke 2 (2+1).
b. Sistem
penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)
Sistem ini dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan berkisar 1.000
sampai 10.000 arsip. Penomoran dimulai dari nomor 1,2,3, dan seterusnya. Pada
sistem ini setiap koresponden diberi nomor kode sesuai dengan urutan yang
berlaku pada Buku Nomor.
Buku Nomor adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah digunakan
sebagai nomor koresponden (nama) dalam file sistem nomor. Nama koresponden yang
dapat diberi kode nomor adalah jika surat atas nama tersebut sudah lebih dari 5
surat. Tetapi jika belum mencapai 5 surat, maka belum ditulis pada buku nomor,
surat diberi kode sementara dengan huruf C yang berarti file Campuran. Untuk
daftar klasifikasi nomor seri adalah:
Untuk jenis-jenis peralatan dan
perlengkapan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Filing
cabinet, 4) Kartu Indeks
2) Guide, 5) Buku Nomor
3) Hanging
Folde
Perhatikan buku nomor berikut!
Setelah peralatan untuk sistem ini tersedia maka langkah selanjutnya
cara menyimpan arsip dengan sistem nomor seri ini adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa
Berkas
2) Mengindeks
3) Mengkode
4) Mensortir
5) Menempatkan
Untuk menemukan kembali arsip dengan menggunakan sistem ini, maka dapat
dilakukan langkah sebagai berikut:
1) Cari
kode nomor arsip tersebut jika sudah diketahui. Jika belum, dapat dilihat pada
kartu indeks
berapa nomor yang dimaksud.
berapa nomor yang dimaksud.
2) Cari
arsip tersebut pada tempat penyimpanan sesuai dengan kode nomor arsip tersebut.
3) Ambil
arisp dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
4) Berikan
pada peminjam arsip berikut lembar pinjam arsip (lembar 2)
5) Simpan
lembar pinjam arsip (lembar 3) pada tickler file.
c. Sistem
penyimpanan arsip berdasarkan nomor terminal digit
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan sistem terminal digit adalah sistem
penyimpanan dan penemuan berdasarkan nomor urut pada buku arsip. Nomor urut
pada buku arsip dimulai pada nomor 0000 (4 digit), sehingga arsip yang bernomor
0000 adalah arsip yang pertama disimpan. Untuk paham sistem ini diperlukan
konsentrasi yang tinggi, karena sistem ini sulit dipahami jika pertama kali
membaca. Pada sistem ini penomoran ditentukan pada satu kelompok nomor yang
mudah dibaca dari kanan ke kiri, yang dipisahkan dalam kelompok terdiri dari 2
- 3 nomor.
Jenis-jenis peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada sistem nomor
terminal digit ini adalah sebagai berikut.
1) Filing
Cabinet
Diperlukan 10 laci filing cabinet yang
berkode
Laci 1 kodenya 00 – 09,
Laci 2 kodenya 10-19, sampai
Laci 9 kodenya 90-99
2) Guide
Setiap laci terdiri dari 10 Guide. Jika
10 laci berarti dibutuhkan 100 guide. Laci yang berkode
00-09, terdapat 10 guide yang berkode sebagai berikut:
00-09, terdapat 10 guide yang berkode sebagai berikut:
Guide 1 kodenya 00,
Guide 2 kodenya 01, sampai
Guide 3 kodenya 09
3) Hanging
Folder
Di belakang guide terdapat 10 hanging
folder. Jika ada 100 guide berarti dibutuhkan 1.000
hanging folder. Guide yang berkode 00, terdapat hanging folder yang berkode sebagai berikut:
hanging folder. Guide yang berkode 00, terdapat hanging folder yang berkode sebagai berikut:
Hanging folder 1 kodenya
00/0, sampai Hanging folder 10 kodenya
00/9
4) Kartu
indeks
Setiap surat yang disimpan dibuatkan
kartu indeksya.
5) Buku
Arsip
Buku arsip adalah yang digunakan untuk
mencatat surat-surat yang akan disimpan sebagai arsip.
Untuk menyimpan arsip sistem nomor dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Memeriksa
Berkas
2) Mengindeks
3) Mengkode
4) Mensortir
5) Menempatkan
Untuk prosedur penemuan kembali dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Tentukan
kode surat yang ingin dicari
2) Jika
kode surat diketahui maka langsung ke tempat penyimpanan, tetapi jika kode
surat tidak
diketahui maka merujuklah pada kartu indeks.
diketahui maka merujuklah pada kartu indeks.
3) Cari
arsip pada tempat penyimpanan sesuai dengan ketentuan pemberian kode.
4) Ambil
arsip jika sudah ditemukan, dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
5) Berikan
kepada peminjam arisp berikut dengan lembar pinjam arsip (lembar 2)
6) Simpan
lembar pinjam arisp (lembar 3) pada tickler file.
4. Kearsipan
Sistem Subyek (Subject Filing System)
Sistem subyek menjadikan kode
penyimpanan dan penemuan kembali surat-surat ialah pokok isi atau masalah.
Dalam penyelenggaraan sistem perihal (pokok masalah) ini maka petugas kearsipan
harus menentukan terlebih dahulu hal-hal apa yang pada umumnya dipermasalahkan
dengan surat yang bersangkutan. Misalnya, subyek “Keuangan”, “Kepegawaian”, dan
seterusnya.
a. Merancang
klasifikasi masalah
b. Menyiapkan
jenis perlengkapan
1) Filing
Cabinet
2) Guide
3) Map
(folder)
4) Rak
Penyortir
5) Kartu
Indeks
c. Menyimpan
dan penemuan kembali arsip
Prosedur penyimpanan surat dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Pemberian
kode surat
Tiap surat yang akan disimpan, dibaca
baik-baik lebih dahulu agar dapat diketahui persoalannya
sampai hal yang sekecil-kecilnya. Setelah diketahui persoalannya kemudian disesuaikan dengan
daftar isi. Misalnya persoalan surat mengenai kredit.
sampai hal yang sekecil-kecilnya. Setelah diketahui persoalannya kemudian disesuaikan dengan
daftar isi. Misalnya persoalan surat mengenai kredit.
2) Penyimpanan
surat
Untuk menemukan kembali surat terdapat
langkah sebagai berikut:
a) Mencari
kartu indeks,
b) Lihat
kode dan cari pada lagi kartu indeks, lalu carilah surat yang dimaksud.
5. Kearsipan
Sistem Wilayah (Geographic Filing System)
Sistem wilayah ialah kearsipan yang diselenggarakan berdasarkan daerah
atau wilayah surat yang diterima. Pada penyimpanan sistem wilayah, pembagian
wilayah merupakan dasar penetapan kode
yang akan menjadi dasar penyimpanan arsip. Untuk surat-surat masuk, maka nama
wilayah dari asal surat tersebut menjadi dasar pengelompokan surat, sedangkan
untuk surat keluar, maka nama wilayah tujuan surat tersebut yang digunakan.
Sebagaimana sistem penyimpanan yang lain, untuk sistem wilayah juga
menggunakan daftar klasifikasi, yaitu daftar klasifikasi wilayah. Untuk membuat
daftar klasifikasi wilayah, pengetahuan tentang nama wilayah, di suatu kota,
provinsi, kabupaten, bahkan negara, sangat diperlukan. Daftar klasifikasi
wilayah memuat pengelompokan wilayah menjadi wilayah utama, sub wilayah, dan
sub-sub wilayah. Wilayah-wilayah disusun berurutan sesuai dengan urutan abjad.
Daftar klasifikasi wilayah dapat dibuat melalui beberapa macam, antara lain
sebagai berikut:
a. Menurut
Nama Negara, yaitu daftar klasifikasi wilayah yang dibuat berdasarkan
pengelompokan wilayah berdasarkan nama negara. Berikut contohnya:
Asia (wilayah utama)
Asia Tenggara (sub wilayah)
Brunei
(sub-sub wilayah)
Indonesia
Malaysia
b. Menurut
Pembagian Wilayah Administrasi Negara, yakni daftar klasifikasi berdasarkan
pengelompokan nama wilayah administrasi suatu negara. Berikut contontoh daftar
klasifikasi menurut pembagian wilayah administrasi negara.
Jawa Tengah (provinsi)
Klaten (kota/kab.)
Klaten Tengah
(kecamatan)
Wedi
Bayat
c. Menurut
Wilayah Administrasi khusus, yaitu daftar klasifikasi yang dibuat berdasarkan
pengelompokan wilayah administrasi yang khusus untuk kepentingan suatu
badan/instansi tertentu. Berikut daftar klasifikasi menurut pembagian wilayah
administrasi khusus untutu kepentingan suatu badan/instansi tertentu.
Wilayah 1 Wilayah 2
Kalimantan Magelang
Jenis peralatan dan perlengkapan dalam sistem tanggal ialah:
a. Filing
Cabinet, d. Cardex
b. Guide, e. Kartu Indeks
c. Hanging
Folder, f. Rak Sortir
Untuk prosedur penyimpanan sistem wilayah dapat ditempuh dengan
cara-cara sebagai berikut ini:
a. Memeriksa
berkas/surat
b. Mengindeks
c. Mengkode
d. Menyortir
e. Menempatkan
Kemudian untuk langkah-langkah penemuan kembali surat sistem wilayah
dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
a. Tentukan
judul surat yang ingin dicari
b. Cocokkan
dengan daftar klasifikasi masalah
c. Cari
asrip pada laci yang berkode wilayah dan cocokan dengan daftar klasifikasinya.
d. Ambil
arsip dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
e. Berikan
pada peminjam arsip, berikut lembar pinjam arsip (lembar 2)
f. Simpan
lembar pinjam arisp (lembar 3) pada tickler file.
B. Kelebihan
dan Kekurangan Sistem Kearsipan
1. Sistem
Abjad ( Alphabetic Filling System) merupakan sistem penyimpanan dan penemuan
kembali arsip berdasarkan berdasarkan abjad / huruf-huruf pertama nama orang
atau badan.
Kelebihan :
mudah diterapkan, fleksibel dan mudah diingat.
Kekurangan :
a. Jika
surat tdk mencantumkan namaperusahaan, misal faktur penjualan yang hanya
mencantumkan
nama barang.
b. Jika
ada nama baru yang diterima oleh kearsipan maka daftar klasifikasi harus
disesuaikan dulu.
2. Sistem
Masalah ( Subject Filling System ) merupakan sistem penyimpanan dan penemuan
kembali arsip berdasarkan pokok masalah/perihal surat.
Kelebihan : pokok masalah mudah diingat, dapat diterpakan
untuk semua jenis
organisasi.
Kekurangan : dibutuhkan SDM yang berpengetahuan tinggi dalam menentukan permasalahan.
3. Sistem
Tanggal ( Chronological Filling System) merupakan sistem penyimpanan dan
penemuan kembali arsip berdasarkan hari ke, bulan, dan tahun. Tanggal yang
dijadikan kode surat adalah tanggal pembuatan / penerimaan surat.
Kelebihan :
a. Cocok
untuk unit pengolah yang kegiatannya berkaitan dengan tanggal jatuh tempo
b. Sederhana
dan Mudah diterapkan karena tanpa klarifikasi
Kekurangan :
a. Terjadi
kesulitan dalam penemuan kembali bila peminjam menyebutkan perihal arsip
b. Orang
sering lupa dg tanggal surat terutama tanggal penyimpanan
c. Tidak
semua unit pengolah alam organisasi cocok menggunakan sistem ini
d. Pembuatan
kode tidak dapat murni 100%, tapi harus ditambahkan dengan kode abjad
4. Sistem
Nomor ( Numeric Filling System) merupakan sistem penyimpanan dan penemuan
kembali arsip berupa angka-angka atau nomor-nomor yang telah ditetapkan.
Kelebihan :
a. Tidak membutuhkan daftar klasifikasi.
b. Sangat fleksibel dan cocok untuk unit
pengolah yang melayani masyarakat banyak.
c. Tidak ada arsip yang memiliki kode
yang sama.
Kekurangan : tidak ekonomis dan sulit mencari arsip bila tidak ingat
kodenya.
5. Sistem
Wilayah ( Geograpical Filling System) merupakan sistem penyimpanan dan penemuan
kembali arsip nama / wilayah asal surat.
Kelebihan :
Cocok untuk organisasi yang punya kantor
cabang di beberapa tempat, seperti biro perjalanan, usaha pengiriman paket,
perusahaan ekspor impor, dll.
Sederhana dan mudah dilaksanakan
Kekurangan :
a. Bila
terjadi penambahan wilayah baru harus mengubah daftar klasifikasi dan
perlengkapan
kearsipan.
b. Tidak
cocok diterapkan untuk seluruh unit organisasi
c. Harus
didukung oleh petugas yang berpengetahuan tinggi berhubungan dengan geografi.
C. Sistem
Kearsipan
1. Sistem
Sentralisasi
Pada sistem sentralisasi, semua dokumen disimpan di pusat penyimpanan.
Manfaat penggunaan sistem sentralisasi ialah:
a. Mencegah
duplikasi
b. Layanan
yang lebih baik
c. Adanya
keseragaman
d. Menghemat
waktu, ruangan peralatan dan alat tulis kantor
e. Adanya
keseragaman penanganan karena pelayanan dokumen ada pada satu atap.
Kerugiannya ialah: kerusakan fisik, kebocoran informasi, berbagai bagian
mungkin mempunyai
kebutuhan yang berlainan.
2. Sistem
Desentralisasi
Sistem ini menyerahkan pengelolaan dan penyimpanan dokumen pada
masing-masing unit. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan sistem ini, antara
lain: dekat dengan pemakai, sangat cocok bila informasi arsip bersifat rahasia,
menghemat waktu dan tenaga. Kekurangannya ialah: pengawasan relatif sulit,
banyak duplikasi dokumen sama.
3. Sistem
Gabungan
Merupakan sistem gabungan dari keduanya, sistem ini membuat lebih
efisien dan efektif tergantung sistem penyimpanan arsip yang dibutuhkan.
Sumber referensi:
Barthos, Basir. 2007. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi
Aksara
Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern.
Jakarta: Erlangga
Gina Madiana. 2004. Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor. Bandung:
Armico
terimakasih:) sangat membantu sekali:)
BalasHapusSepotong informasi ini adalah tentang kebiasaan baik dan perbuatan baik dari Perusahaan Pinjaman Adriana Malkova. Siapa sangka seseorang seperti Adriana Malkova tidak ada sampai saya menemukan salah satu iklan online mereka. Dia adalah malaikat yang dikirim dari atas. Saya Setyono Putro dan inilah yang Adriana Malkova lakukan dia menawarkan apa yang tidak dimiliki orang lain. Saya adalah pemilik bisnis yang menjadi hutang besar dengan Bank dan saya mencari pinjaman dari berbagai perusahaan pinjaman tapi tidak ada yang berjalan dengan baik. Sebaliknya, mereka membawa saya ke hutang lebih banyak dan akhirnya meninggalkan saya 'jadi saat itulah saya bertemu dengan Adriana Malkova. Dia menawari saya pinjaman sebesar Rp 500.000.000 dengan suku bunga 2% bahkan ketika pada awalnya saya takut dia akan berakhir seperti perusahaan pinjaman lain yang saya coba pinjaman dari, tapi saya terkejut dia tidak seperti mereka. Sekarang saya akhirnya menyelesaikan hutang saya dan bisnis saya stabil dengan uang yang tersisa dalam pinjaman. Hubungi Adriana Malkova via e-mail. adrianamalkovaloan@gmail.com, atau Anda bisa menghubungi saya melalui e-mail saya jika Anda ingin tahu lebih banyak: putroholdins@gmail.com
BalasHapus